[ad_1]
Keduanya berbagi penekanan pada hak dan kebebasan semua orang.
“Deklarasi Universal menyatakan bahwa kita semua dilahirkan sama, dan inilah yang ditulis Gibran,” kata Shirin Yaseen, juru bicara asosiasi Sekretaris Jenderal PBB.
Deklarasi Universal dibuka dengan ketentuan bahwa “Semua manusia dilahirkan merdeka dan memiliki martabat dan hak yang sama. Mereka diberkahi dengan akal dan hati nurani dan harus bertindak terhadap satu sama lain dalam semangat persaudaraan.”
“Gibran menekankan bahwa kita semua harus memperlakukan satu sama lain sebagai saudara,” kata Ms. Yassen.
Penyair Lebanon, yang karyanya telah diterjemahkan ke lebih dari 100 bahasa, secara gamblang mengungkapkan semangat kesetaraan pada orang pertama, dengan menulis: “Aku mencintaimu ketika kamu membungkuk di masjidmu, berlutut di kuilmu, berdoa di gerejamu. Karena Anda dan saya adalah putra dari satu agama, dan itu adalah roh.
Markas Besar PBB di New York menarik seniman, diplomat, dan anggota masyarakat setempat untuk merayakan peringatan seratus tahun. Pada bulan April, sebuah pameran, Kahlil Gibran Kembali ke New York Setelah 100 Tahunmemamerkan lukisan, buku catatan, manuskrip, dan edisi pertama Nabi.
“Kami berada di PBB karena Kahlil Gibran percaya pada perdamaian, hak asasi manusia, keragaman dan dialog antar peradaban,” jelas Joseph Geagea, Direktur Museum Gibran di Lebanon. “Dia percaya bahwa sebagai manusia, tidak ada perbedaan di antara kita; kita harus berjalan di level yang sama untuk mencapai titik yang sama: masa depan yang lebih baik untuk semua.”
Nona Yassen mengatakan keluarga, wanita, cinta, dan alam adalah aspek yang sangat penting dari karya penyair.
“Itu meninggalkan kesan untuk generasi berikutnya,” katanya. “Gibran berbicara tentang orang tanpa diskriminasi berdasarkan ras atau agama atau warna kulit, dan ini adalah hal-hal yang terkandung dalam Deklarasi universal hak asasi manusia. Itulah pentingnya pekerjaan orang ini dan seberapa besar artinya di Perserikatan Bangsa-Bangsa.”
[ad_2]
Source link