banner 1228x250

WHO merekomendasikan nama baru untuk cacar monyet

WHO merekomendasikan nama baru untuk cacar monyet
banner 120x600
banner 1228x250

[ad_1]

Keputusan tersebut mengikuti serangkaian konsultasi dengan para ahli global.

Kedua istilah tersebut akan digunakan secara bersamaan selama satu tahun sebelum nama monkeypox dihapus.

“Ini berfungsi untuk mengurangi kekhawatiran yang dikemukakan oleh para ahli tentang kebingungan yang disebabkan oleh perubahan nama di tengah wabah global,” badan PBB tersebut dikatakan dalam sebuah pernyataan.

Kepedulian dan perubahan

Mpox adalah penyakit virus langka yang terutama terjadi di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat, tetapi wabah muncul di bagian lain dunia tahun ini.

Ada lebih dari 80.000 kasus, dan 55 kematian, dengan 110 negara yang terkena dampaknya.

Ketika wabah saat ini meluas, WHO keduanya mengamati dan menerima laporan tentang bahasa rasis dan menstigmatisasi secara online, di tempat lain dan di beberapa komunitas.

“Dalam beberapa pertemuan, publik dan pribadi, sejumlah individu dan negara menyuarakan keprihatinan dan meminta WHO mengusulkan cara untuk mengubah nama tersebut,” kata badan tersebut.

Penamaan penyakit baru

Nama cacar monyet diberikan pada tahun 1970, sekitar 12 tahun setelah virus yang menyebabkan penyakit itu ditemukan pada monyet yang ditangkap.

Ini terjadi sebelum WHO pertama kali menerbitkan praktik terbaik penamaan penyakit pada tahun 2015.

Pedoman ini merekomendasikan bahwa nama penyakit baru harus bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif yang tidak perlu pada perdagangan, perjalanan, pariwisata, atau kesejahteraan hewan.

Mereka juga harus menghindari menyinggung kelompok budaya, sosial, nasional, regional, profesional atau etnis.

Proses konsultatif

WHO menetapkan nama untuk penyakit baru dan, sangat luar biasa, yang sudah ada, melalui proses konsultatif.

Pakar medis dan ilmiah, perwakilan dari otoritas pemerintah dari 45 negara, serta masyarakat umum, diundang untuk menyampaikan saran mereka.

Berdasarkan konsultasi, dan diskusi lebih lanjut dengan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, badan tersebut merekomendasikan pengadopsian sinonim mpox.

Pertimbangan termasuk pemikiran, kesesuaian ilmiah, tingkat penggunaan saat ini, pengucapan, kegunaan dalam bahasa yang berbeda, tidak adanya referensi geografis atau zoologi, dan kemudahan pengambilan informasi ilmiah sejarah.

WHO akan mengadopsi istilah mpox dalam komunikasinya, dan mendorong pihak lain untuk mengikutinya.

[ad_2]

Source link

banner 725x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *