Media Internasional.com — Rumah Karya Sjuman Hidupkan Kembali Nutcracker in Jazz Setelah Satu Dekade. Ketika Balet Klasik dan Jazz Bertemu dalam Dialog Lintas Generasi
Setelah sepuluh tahun absen dari panggung, Rumah Karya Sjuman kembali menghidupkan Nutcracker in Jazz, sebuah tafsir segar atas balet klasik legendaris The Nutcracker karya Pyotr Ilyich Tchaikovsky.
Pertunjukan ini dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 20 Desember 2025, pukul 19.00 WIB, di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Sebagaimana judulnya, Nutcracker in Jazz menghadirkan pertemuan dua dunia yang jarang dipertautkan: ketegasan struktur balet klasik dan kebebasan improvisasi musik jazz.
Karya Tchaikovsky diolah ulang menjadi 22 aransemen jazz, dimainkan secara langsung oleh sebuah jazz ensemble di bawah pimpinan pianis Nial Djuliarso.
Di atas panggung, para penari dari Ballet Sumber Cipta—sekolah balet tertua di Indonesia yang didirikan oleh Farida Oetoyo—menjadi medium dialog artistik antara gerak balet berakar tradisi Eropa dan irama jazz yang cair serta dinamis.
Kolaborasi ini tidak berhenti pada eksperimen musikal, melainkan menawarkan cara baru membaca ulang karya klasik dalam konteks kekinian.
Wenny Halim, Ballet Mistress sekaligus Artistic Director Ballet Sumber Cipta, menyebut perbedaan karakter musik sebagai tantangan tersendiri.
“Hitungan musik jazz tidak serata musik klasik. Penari harus tetap menjaga disiplin gerak agar dinamika tarian tetap terbaca dan tidak larut dalam suasana jazz yang santai,” ujarnya. Namun, justru dari tantangan itulah muncul peluang eksplorasi baru. Jazz membuka ruang kebebasan yang jarang ditemui dalam pakem balet klasik.
Dari sisi musik, Nutcracker in Jazz juga menjadi penanda regenerasi. Aksan Sjuman, Artistic Director Rumah Karya Sjuman, mengungkapkan bahwa pertunjukan ini melibatkan para alumni Sjuman School for Music Education.
“Sepuluh tahun lalu mereka masih murid. Kini mereka menjadi arranger yang mengolah Tchaikovsky ke dalam bahasa jazz yang otentik,” kata Aksan. Baginya, pementasan ini adalah bukti kesinambungan ekosistem seni yang terus berevolusi.
Salah satu alumnus yang terlibat adalah Nic Edwin, komposer film dan produser musik, yang bertindak sebagai Music Director.
Kehadiran para alumni di panggung besar menegaskan komitmen Rumah Karya Sjuman dalam memberi ruang bagi talenta muda untuk tumbuh dan berkiprah secara profesional.
Pertunjukan berdurasi sekitar dua jam ini akan disajikan dengan satu kali jeda. Sebagai pembuka, penonton akan menikmati Holiday Concert yang dibawakan oleh murid-murid pilihan Sjuman School for Music Education.
Tiket Nutcracker in Jazz dibanderol mulai dari Rp350 ribu hingga Rp1,25 juta dan tersedia melalui platform penjualan daring.
Lebih dari sekadar nostalgia, kembalinya karya ini menjadi pernyataan bahwa kolaborasi lintas disiplin tetap relevan—dan terus menemukan bentuk barunya—di panggung seni Indonesia.
