[ad_1]
“Kekhawatiran ini harus ditanggapi dengan baik, dan komunitas internasional memang memiliki beberapa instrumen, seperti Daftar Senjata Konvensional PBB, untuk meningkatkan transparansi dalam transfer senjata,” dia menyoroti.
“Saya mendorong negara-negara untuk menggunakan mekanisme tersebut”.
Pengetahuan publik
Nakamitsu menggarisbawahi bahwa itu adalah masalah catatan publik bahwa sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, Ukraina telah menerima sistem senjata dan amunisi dari beberapa negara untuk pasukan pertahanan mereka.
“Informasi tentang transfer material tersebut telah dipublikasikan secara luas oleh pemerintah yang terlibat,” katanya, menambahkan bahwa transfer senjata termasuk senjata konvensional berat seperti tank tempur, kendaraan tempur lapis baja, sistem artileri kaliber besar dan kendaraan udara tempur tanpa awak. , serta senjata ringan dan senjata ringan.
Pejabat senior PBB lebih lanjut mengatakan bahwa ada juga laporan yang tersebar luas dan diverifikasi secara independen tentang transfer sistem senjata konvensional utama ke kelompok bersenjata lokal di Ukraina, termasuk sistem roket artileri.
Di luar pasokan
Mempertimbangkan dampak yang menghancurkan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil yang disebabkan oleh persenjataan berat di Ukraina, Nakamitsu menekankan bahwa di luar masalah pasokan, Dewan Keamanan harus fokus pada bagaimana senjata ini digunakan.
“Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia telah mencatat 13.917 korban sipil yang diverifikasi sejak 24 Februari. Jumlah sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi, ”katanya.
Sebagian besar korban sipil yang tercatat disebabkan oleh senjata peledak dengan efek area luas, termasuk serangan artileri berat, sistem peluncuran roket ganda, rudal dan pesawat terbang.
Kepala perlucutan senjata PBB bergema Sekretaris Jenderal Antonio Guterres pada dampak kemanusiaan yang parah dari senjata peledak di daerah berpenduduk.
“Di bawah hukum humaniter internasional, kombatan tidak boleh mengarahkan serangan terhadap warga sipil atau infrastruktur sipil dan mengambil semua tindakan pencegahan yang layak dalam melakukan operasi militer untuk menghindari, atau setidaknya meminimalkan, kerugian insidental nyawa warga sipil, cedera warga sipil, dan kerusakan objek sipil. ,” dia mengingatkan 15 duta besar.
Saatnya mengakhiri penderitaan
Akhirnya, Nakamitsu mengulangi seruannya untuk mengakhiri konflik dan penderitaan yang disebabkan oleh senjata konvensional yang berat.
“Kami telah menyaksikan kehancuran yang luar biasa – dengan ribuan warga sipil tewas dan terluka, sebagian besar akibat penggunaan senjata konvensional yang berat,” katanya
“Waktu untuk mengakhiri penderitaan ini adalah sekarang. Mari kita putuskan untuk terus bekerja demi perdamaian sesuai dengan hukum internasional dan Piagam PBB,” pungkas kepala perlucutan senjata PBB itu.
[ad_2]
Source link