[ad_1]
“Kami akan menempuh segala cara dengan konsekuensi, sanksi, bukan denda saja,” kata Menteri Pertambangan Marcela Hernando dalam siaran pers, seraya menambahkan bahwa denda cenderung tidak signifikan dan putusannya harus menjadi “teladan” bagi perusahaan pertambangan.
Pihak berwenang Chili belum memberikan rincian penyelidikan penyebab lubang pembuangan.
Media lokal dan asing menunjukkan berbagai gambar udara dari lubang besar di lapangan dekat operasi Pertambangan Lundin, sekitar 665 kilometer (413 mil) utara ibukota Chili. Awalnya, lubang di dekat kota Tierra Amarilla, berukuran sekitar 25 meter (82 kaki), dengan air terlihat di dasarnya.
Perusahaan Kanada memiliki 80% dari properti, sedangkan 20% sisanya berada di tangan Sumitomo Metal Mining Co Ltd dan Sumitomo Corp Jepang.
Menteri menambahkan bahwa meskipun regulator pertambangan negara itu telah melakukan inspeksi di daerah tersebut pada bulan Juli, tidak dapat mendeteksi “eksploitasi berlebihan.”
“Itu juga yang membuat kami berpikir bahwa kami harus merumuskan kembali proses pemeriksaan kami,” katanya.
Dalam sebuah pernyataan, Lundin mengatakan eksploitasi berlebihan yang dimaksud oleh menteri telah dilaporkan sebagaimana mestinya.
“Kami ingin tegaskan bahwa, hingga saat ini, hipotesis yang dilaporkan oleh Sernageomin ini belum dapat dipastikan sebagai penyebab langsung dari lubang pembuangan. Studi hidrogeologi dan pertambangan akan memberikan jawaban yang kami cari hari ini,” kata Lundin.
“Peristiwa yang berbeda yang bisa menyebabkan sinkhole sedang diselidiki, termasuk curah hujan abnormal yang tercatat selama bulan Juli, yang relevan,” tambah Lundin.
[ad_2]
Source link