[ad_1]
Pemimpin Negara Islam di Suriah telah tewas dalam serangan oleh dinas intelijen Turki, menurut presiden Turki.
Abu Hussein al Qurashi “dilumpuhkan” sebagai bagian dari operasi jangka panjang oleh organisasi intelijen, MIT, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Minggu.
Klaim Erdogan belum diverifikasi secara independen dan belum ada tanggapan dari ISIS.
Serangan itu dikatakan terjadi di kota Jandaris, Suriah utara, yang dikendalikan oleh kelompok pemberontak yang didukung Turki.
Daerah itu juga merupakan salah satu yang paling terpukul selama gempa yang melanda perbatasan Turki dan Suriah pada 6 Februari.
Bentrokan antara pemberontak dan Tentara Nasional Suriah dimulai sejak Sabtu malam hingga Minggu, menurut seorang warga. Mereka kemudian mendengar ledakan keras.
Daerah itu kemudian ditutup oleh pasukan keamanan. Tentara Nasional Suriah belum mengomentari insiden itu.
Baca selengkapnya:
Krisis Sudan: Utusan PBB untuk perjuangan meredakan ‘ketegangan besar’
Israel melancarkan serangan militer ke Suriah
Suami bertemu kembali dengan istri hamil di Inggris setelah melarikan diri dari Sudan
ISIS mengambil alih sebagian besar wilayah Irak dan Suriah pada tahun 2014, kekhalifahan Islam diumumkan kepada jutaan orang yang tinggal di sana oleh pemimpinnya saat itu, Abu Bakr al Baghdadi.
Tetapi negara kehilangan cengkeramannya di wilayah itu setelah kampanye pasukan yang didukung AS dan Rusia di Suriah dan Irak.
Al Qurashi terpilih sebagai pemimpin pada November 2022 setelah kematian pendahulunya Abu Hasan al Hashimi al Qurashi selama operasi di Suriah selatan.
Militan yang tersisa bersembunyi di daerah terpencil di Suriah dan Irak sejak itu, meskipun diperkirakan mereka masih mampu melakukan serangan besar-besaran.
Penggerebekan terhadap pejabat ISIS di Suriah dilakukan oleh Pasukan Demokrat Suriah, sebuah aliansi antara AS dan pasukan Kurdi.
Beberapa tokoh senior menjadi sasaran ketika bersembunyi di daerah-daerah di mana Turki memiliki pengaruh besar.
[ad_2]
Source link