[ad_1]
Jakarta, Indonesia
CNN
—
Seorang anak laki-laki berusia enam tahun ditarik hidup-hidup dari reruntuhan properti pada hari Rabu setelah bertahan selama lebih dari dua hari di bawah puing-puing, membawa harapan bagi mereka yang menunggu kabar dari orang yang dicintai setelah gempa kuat melanda daerah berpenduduk di provinsi Jawa Barat di Indonesia. .
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia mengatakan, tim penyelamat menyelamatkan Azka Maulana Malik di Desa Nagrak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Rekaman menunjukkan saat dia ditemukan oleh tim penyelamat.
Bocah itu ditemukan di samping tubuh neneknya, kata agensi itu. Azka kini dirawat di RS Cianjur, lapor media setempat. Tim penyelamat telah mengeluarkan tubuh orang tuanya sebelumnya, tambah agensi itu.
Gempa bermagnitudo 5,6 melanda wilayah Cianjur di Jawa Barat sekitar pukul 13:21 waktu setempat pada Senin di kedalaman 10 kilometer (6,2 mil), menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), menyebabkan bangunan runtuh saat sekolah. kelas sedang berlangsung.
Kepala BNPB, Mayjen Suharyanto, mengatakan pada konferensi pers, Rabu, jumlah korban tewas akibat gempa tersebut meningkat menjadi 271 orang. Lebih dari sepertiga dari mereka yang dipastikan tewas adalah anak-anak, katanya.
Sekitar 2.043 orang terluka dan 61.800 orang mengungsi, tambahnya. Empat puluh orang masih hilang.
Suharyanto mengatakan 56.320 rumah rusak, lebih dari sepertiganya rusak parah. Bangunan lain yang rusak termasuk 31 sekolah, 124 tempat ibadah dan tiga fasilitas kesehatan.
Badan tersebut telah membangun 14 tempat penampungan pengungsi dengan fasilitas untuk para pengungsi, kata Suharyanto. Para korban diharapkan meninggalkan tenda sementara mereka dan pindah ke tempat penampungan utama ini, katanya.
Menurut Suharyanto, BNPB mengerahkan lebih dari 6.000 penyelamat untuk operasi pencarian dan penyelamatan.
Skala kematian dan kehancuran yang disebabkan oleh gempa tersebut menjadi semakin jelas pada hari Selasa, setelah perbedaan sebelumnya dalam jumlah korban yang dilaporkan oleh para pejabat.
Foto menunjukkan bangunan menjadi puing-puing, dengan batu bata dan pecahan logam berserakan di jalanan.
“Begitu banyak insiden terjadi di beberapa sekolah Islam,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kepada wartawan, Senin, sambil memperingatkan bahwa banyak dari mereka yang tewas adalah anak-anak.
Guncangan yang kuat memaksa anak-anak melarikan diri dari ruang kelas mereka, menurut organisasi bantuan Save the Children, yang mengatakan lebih dari 50 sekolah telah terkena dampaknya.
Mia Saharosa, seorang guru di salah satu sekolah, mengatakan gempa itu “mengejutkan kita semua,” menurut organisasi itu.
“Kami semua berkumpul di lapangan, anak-anak ketakutan dan menangis, mengkhawatirkan keluarga mereka di rumah,” kata Saharosa. “Kami saling berpelukan, saling menguatkan, dan terus berdoa.”
Herman Suherman, seorang pejabat pemerintah di Cianjur, mengatakan kepada media bahwa beberapa warga terjebak di reruntuhan bangunan yang runtuh. Saluran berita Metro TV menayangkan ratusan korban yang dirawat di tempat parkir rumah sakit.
Tayangan televisi menunjukkan penduduk berkerumun di luar bangunan hampir seluruhnya menjadi puing-puing, menurut Reuters.
Mengunjungi daerah yang terkena dampak gempa pada hari Selasa, Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan pemerintah akan memberikan kompensasi hingga sekitar $3.200 masing-masing untuk pemilik rumah yang rusak berat.
Rumah harus dibangun kembali sebagai bangunan tahan gempa, tambahnya.
Salah seorang warga bernama Muchlis mengaku merasakan getaran hebat dan dinding serta langit-langit kantornya rusak.
“Saya sangat terkejut. Saya khawatir akan ada gempa lagi,” katanya kepada Metro TV.
Badan Meteorologi Indonesia, BMKG, memperingatkan bahaya tanah longsor, terutama jika terjadi hujan lebat, karena tercatat 25 gempa susulan dalam dua jam pertama setelah gempa.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyampaikan “belasungkawa terdalam” setelah hilangnya nyawa saat berbicara pada pertemuan multilateral ASEAN di Kamboja pada hari Selasa.
Indonesia berada di “Cincin Api”, sebuah pita di sekitar Samudra Pasifik yang sering memicu gempa bumi dan aktivitas gunung berapi. Salah satu zona seismik paling aktif di planet ini, membentang dari Jepang dan Indonesia di satu sisi Pasifik hingga California dan Amerika Selatan di sisi lain.
Pada tahun 2004, gempa berkekuatan 9,1 SR di pulau Sumatra di Indonesia utara memicu tsunami yang melanda 14 negara, menewaskan 226.000 orang di sepanjang garis pantai Samudra Hindia, lebih dari setengahnya di Indonesia.
[ad_2]
Source link