[ad_1]
Dikeluarkan pada:
Tentara dari AS, Indonesia, dan Australia bergabung dalam latihan tembakan langsung pada hari Jumat, bagian dari latihan tempur gabungan tahunan di pulau Sumatra di tengah meningkatnya aktivitas maritim China di kawasan Indo-Pasifik.
Sebanyak lebih dari 5.000 personel dari AS, Indonesia, Australia, Jepang, dan Singapura berpartisipasi dalam latihan Super Garuda Shield tahun ini, menjadikannya yang terbesar sejak dimulai pada 2009.
Latihan yang diperluas dipandang oleh China sebagai ancaman. Media pemerintah China menuduh AS membangun aliansi Indo-Pasifik yang mirip dengan NATO untuk membatasi pengaruh militer dan diplomatik China yang berkembang di wilayah tersebut.
Inggris, Kanada, Prancis, India, Malaysia, Korea Selatan, Selandia Baru, Papua Nugini, dan Timor Leste juga mengirim pengamat ke latihan yang dimulai awal bulan ini.
Komandan Indo-Pasifik AS, Laksamana John C. Aquilino, mengatakan 14 negara yang terlibat dalam pelatihan tersebut menandakan ikatan mereka yang lebih kuat ketika China tumbuh semakin tegas dalam mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan dan mengadakan latihan yang mengancam Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.
“Tindakan destabilisasi oleh Republik Rakyat Tiongkok seperti yang diterapkan pada kegiatan dan tindakan yang mengancam terhadap Taiwan adalah persis apa yang kami coba hindari,” katanya pada konferensi pers bersama dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Baturaja, sebuah konferensi pers bersama dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Baturaja. kota pesisir di provinsi sumatera selatan.
“Kami akan terus membantu mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka dan siap ketika kami perlu menanggapi segala kemungkinan,” kata Aquilino.
Indonesia dan China secara umum menikmati hubungan positif, tetapi Jakarta telah menyatakan keprihatinannya tentang apa yang dilihatnya sebagai perambahan China di zona ekonomi eksklusifnya di Laut China Selatan.
Meskipun posisi resminya sebagai non-claimant state di Laut China Selatan yang diperebutkan, Indonesia telah “terseret” dalam sengketa wilayah sejak 2010 setelah China mengklaim bagian dari zona ekonomi eksklusif Indonesia di wilayah utara Kepulauan Natuna, kata Connie. Rahakundini Bakrie, seorang analis keamanan di Universitas Indonesia.
Tepi zona ekonomi eksklusif tumpang tindih dengan Beijing yang secara sepihak menyatakan “sembilan garis putus-putus” yang menandai klaimnya di Laut Cina Selatan.
Meningkatnya aktivitas kapal penjaga pantai dan kapal penangkap ikan China di daerah tersebut telah membuat Jakarta bingung, mendorong angkatan laut Indonesia untuk melakukan latihan besar pada Juli 2020 di perairan sekitar Natuna di bagian selatan Laut Cina Selatan.
Indonesia melihat latihan saat ini dengan AS sebagai pencegah dalam mempertahankan Kepulauan Natuna, sedangkan bagi Washington, latihan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk membentuk front persatuan melawan penumpukan militer China di Laut China Selatan, kata Bakrie.
“Indonesia ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia siap menghadapi konflik berintensitas tinggi di kawasan Laut China Selatan,” katanya.
Latihan tempur bersama berakhir Minggu.
(AP)
[ad_2]
Source link